Aku hanya sedang sedih, hidupku tidak berjalan sesuai mimpi mulukku, dan aku sedang ingin menangis, berlari lagi dalam debur ombak di tepian pantai. aku tak ingin tenggelam, dan aku belum mau berhenti... Rinai hujan yang menemani seakan ingin membasuh tuntas air mata ini, sedihku tak berujung, semangatpun sedang menguap entah kemana. Manja pun sudah tak boleh lagi, bertingkah tak semudah mauku, dan aku masih ditemani ego labil kanak-kanakku. Purnama berganti, tanggal berubah dan malam pun pergi Pagi, belum mampu kusambut dengan senyum Hari, belum mampu kuhadapi dengan tegar Karang hati perlahan mulai terbentuk lagi, hanya menutupi sisi rapuh yang terhampar kini. Ternyata, aku tak pernah boleh, tergantung pada siapapun, tak pernah boleh bersandar di dada siapapun dan tak pernah boleh melabuhkan kenyamanan ini, tidak boleh... belum saatnya :(( Dan aku benar-benar menangisi diri. Menyesali nasib yang tak perlu. Motivasi dan semangat tak lagi mampu kuhitung. Hanya aku yang m
Entahlah, akhir-akhir ini, dengan banyak masalah-masalah , hidupku terasa tambah rumit. Mungkin menurut sebagian orang, hidup tanpa masalah dan risiko adalah tidak hidup, tapi jujur, aku lelah dengan hidup yang seperti ini. Hidup dengan dua pilihan yang sama-sama rumit. Jika aku berhenti sekarang, aku harus kehilangan orang yang sangat kuharapkan bisa menemani perjalanan hidupku nantinya, tapi jika aku diam pun dan membiarkan semua terus berjalan, aku tak tega melihat kesusahannya. Lalu aku harus apa? Kadang dalam kondisi begini, seringkali terlintas keinginan untuk pergi, membiarkan mereka berpikir untukku, membiarkan mereka yang mengatur semua itu. Selalu , tarikan nafas panjang ini yang ada, hanya itu. Lalu dimana hakku sebagai manusia bebas? Yang tidak ingin hidupnya terus menerus diatur dengan aturan-aturan yang menyesakkan dada. Dimana hakku sebagai perempuan yang bebas memilih sesuai dengan keinginan hatinya, atau ketika berhadapan dengan adat semua itu harus diabaikan? Ah, pena